LISA SOUL RUING, SI BUNGA LARANTUKA BERSUARA EMAS (1)

FLOBAMORA DEWATA (DENPASAR). Lisa Soul Ruing sudah telanjur populer. Penyanyi kelahiran Lewoleba, Lembata, Flores, ini kerap tampil di berbagai pentas musik berkelas internasional.

Namanya juga tidak asing di kalangan musisi di Bali. Lisa kerap tampil pula di berbagai perhelatan seni dan budaya, khususnya musik.

Lisa yang semasa gadis di Flores Timur dikenal sebagai Bunga Larantuka bersuara emas ini sudah punya “panggung”. Lebih dari itu, style Lisa sudah jadi brand dirinya. Gara-gara ini ini tak jarang Lisa sempat membuat orang salah kira. Dia disangka sebagai penyanyi impor bersuara merdu dari AS.

Lisa punya satu pengalaman soal itu. Suatu ketika, dia diminta manggung di sebuah acara otomotif di Jakarta. Busana yang dikenakannya mirip penyanyi papan atas berkulit hitam yang biasa dilihat di layar kaca. Suaranya jangan ditanyai lagi, pasti membuat pendengarnya semriwing.

“Waktu itu ada mantan pebulutangkis Rudy Hartono. Dia kira saya penyanyi di AS yang sengaja diundang ke acara itu,” ungkap Lisa.

Berkat brand diri yang kuat dan warna vokalnya yang khas, Lisa pun tak jarang tampil di hadapan kalangan pengusaha dan pejabat di Jakarta. Kalangan menteri di zaman Presiden SBY kerap mengundang dia menghibur dengan suara emasnya di acara tertentu.

Soul atau jiwa dipilih Lisa sebagai brand nama panggungnya. Suaminya, Ari Apriadi, diakui Lisa punya kontribusi besar di balik itu. “Mas Ari yang selalu menginspirasi saya. Dia inspirator terbesar saya dalam karier musik. Dia selalu bilang, saya harus punya brand tersendiri. Saya katanya harus tampil beda dengan penyanyi lain, harus selalu bisa tampil dengan kekuatan soul,” paparnya.

Lisa memang tampil memukau. Itu juga tampak dalam ajang Bali World Music Festival (BWMF) 2015 di Arma Museum Ubud. Saat itu, dia sempat sepanggung dengan musisi papa atas Indonesia asal Manggarai, Flores, Ivan Nestorman.

Lisa pun saat itu naik pentas bareng sejumlah musisi internasional antara lain, Gilad Atzmon (Inggris), Kamal Musallam (Jordania), Nasser Salameh (Palestina), Asaf Sirkis (London), Yaron Stavi (Inggris) dan Nicolas Meier (Swiss). Juga, Balawan, Dewa Budjana, Ayu Laksmi, Bona Alit, Emoni, Kalimaya.***

Facebook Comments

Login

Welcome! Login in to your account

Remember me Lost your password?

Lost Password