KELEBBA MAJA, TEMPAT PEMUJAAN DEWA ORANG SABU DI NTT (3-HABIS)
Perjalanan menuju Kelebba Maja, Pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur, kembali dimulai. Saya ditemani Pak Nelson dari Dinas Pariwisata Kabupaten sabu Raijua dan Pak Kettu Makaba, penjaga Gua Lie Madira. Kami harus berangkat segera agar tidak kemalaman di jalan. Pasalnya kondisi jalan menuju Kelebba Maja tidak bagus.
Pak Kettu akan membeli sirih pinang dulu untuk sesaji di Kelebba Maja. Kelebba Maja memang masih disakralkan Warga Sabu karena tempat itu merupakan lokasi untuk menyelenggarakan berbagai upacara adat (misalnya upacara meminta hujan) dan tempat pemujaan Dewa Maja, salah satu dewa yang dipercaya Orang Sabu.
Tepat pukul 15.15 kami meninggalkan Kota Seba menuju Kelebba Maja. Rute yang kami lalui persis sama seperti yang tadi pagi saya lewati bersama Pak Nico. Namun, setelah melewati sungai yang tanpa jembatan di sebuah desa yang berada di lembah (saya tidak tahu namanya karena tidak ada plang nama desa), kami berjalan lurus terus sementara tadi pagi, saya dan Pak Nico belok kanan hingga menemui jalan raya yang beraspal.
Tak berapa lama kemudian, kami tiba di sebuah jalan dengan pemandangan yang menakjubkan. Dua pantai berpasir putih nampak di kejauhan (di sebelah selatan) dan tebing berukir dengan lekuk-lekuk yang unik dan warna-warni cantik di sebelah kiri jalan, nun di bawah sana.
Pak Nelson yang memimpin perjalanan, memarkir sepeda motornya di tempat yang agak lapang di sebelah kiri jalan. Dia memberi tahu bahwa kami telah tiba di Kelebba Maja, tempat yang saya impikan selama ini. Saya bersorak kegirangan seperti anak kecil yang mendapat mainan baru. Bagaimana tidak gembira, bila tempat yang selama ini kita cari dengan susah payah, akhirnya ketemu juga.
Namun, tebing-tebing warna-warni dengan pilar-pilar batu bak cendawan itu berada jauh di lembah bawah sana. Kami masih harus menuruni tebing dengan jalan setapak yang tak begitu jelas karena jarang dikunjungi orang.
Setelah Pak Kettu menaruh sesaji, berupa sirih pinang di dekat sebuah pohon, kami segera berjalan menuruni bukit. Kelebba Maja bukan tempat wisata sembarangan. Tempat ini masih dianggap keramat oleh Warga Sabu karena merupakan tempat untuk pemujaan terhadap Dewa Maja dan tempat untuk menyelenggarakan berbagai upacara adat. Turis ataupun pengunjung yang ingin mengunjungi Kelebba Maja harus diitemani pemandu/warga Sabu.
Setelah berjalan sekitar sepuluh menit, menyusuri jalan setapak yang penuh pohon berduri di kanan kirinya, akhirnya kami benar-benar tiba di Kelebba Maja. Pilar-pilar batu dengan warna-warni menarik benar-benar di depan mata saya. Lagi-lagi, Pak Kettu menaruh sirih pinang, di sebuah pilar batu berbentuk mirip cendawan. Setelah itu, beliau mempersilakan saya menjelajah dan memotret tempat tersebut. (Habis/edyra)