WARGA BIMA KLAIM MILIKI RATUSAN RIBU EKOR KERBAU DI PULAU KOMODO
Warga asal Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengklaim menjadi memiliki ratusan ribu ekor kerbau di Pulau Komdo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT. Jumlah ternak yang diklaim itu sebanyak komodo 192.545 ekor.
Ihwalnya, konon ada migrasi kerbau asal Bima selama tahun 1990-2000 ke Pulau Komodo. Migrasi kerbau itu diakibatkan letusan gunung berapi, Gunung Sangeang. “Dampaknya, rerumputan yang jadi pakan kerbau berkurang di dekat gunung itu. Selain itu, warga juga sudah menjadikan lahan di sekitar gunung itu sebagai perkebunan,” jelas kuasa hukum warga Bima tersebut, H. Ridon, Senin (30/5), di Pengadilan Negeri Labuan Bajo, Manggarai Barat.
Menurutnya, kawanan ternak di Pulau Komodo itu ada tanda di telinga untuk menunjukkan kepemilikan warga asal Bima. “Awalnya 545 ekor, kemudian berkembang biak menjadi 192.545 ekor,” jelasnya.
Masalah klaim kepemilikan kerbau ini sudah masuk ke Pengadikan Negeri Labuan Bajo. Sidang perdana digelar pada Senin kemarin dengan agenda mediasi.
Perkara ini melibatkan warga Bima sebagai penggugat dan pihak Taman Nasional Komodo (TNK) sebagai tergugat. Dalam agenda mediasi pada sidang perdana, warga Bima diwakili kuasa hukum. Hadir juga pihak TNK.
Salah seorang warga dari Pulau Komodo, Desa Komodo, Da’ami yang turut hadir menyaksikan agenda mediasi mengatakan, memang ada tanda potong pada telinga kerbau yang ada di Komodo. Di telinga kanan potongannya berbentuk datar, sedangkan di telinga kiri potongannya berbentuk silang.
“Pernah warga asal Bima datang melihat ternak kerbau di Pulau Komodo dan warga tersebut mengatakan ini kerbau milik kami dari Bima. Katanya migrasi karena letusnya Gunung Sangeang,” ujarnya.
“Kalau kuasa hukum membutuhkan saya menjadi saksi, baik saksi di pemerintahan dan saksi di pengadilan. Saya siap menjelaskan keberadaan kerbau di Pulau Komodo,” lanjutnya. (Sumber: floresa.co)