JURNALIS CINA TERPUKAU KEINDAHAN LABUAN BAJO (2)
Anggota Percepatan Pembangunan Destinasi Unggulan wilayah Labuan Bajo dan Flores, Shana Fatina yang didampingi Ketua Pokja 10 Destinasi Hiramsyah Sambudhy Thaib langsung mengapresiasi strategi Kemenpar.
Bagi Shana dan Hiramsyah, kehadiran sembilan jurnalis China memiliki efektivitas yang sangat baik untuk mempromosikan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata bahari.
“Kebetulan saya ikut mendampingi perjalanan famtrip 7-12 Juni silam. Hasil dari perjalanan mereka ke Indonesia ini akan diaplikasikan menjadi sebuah tayangan di China. Cara ini membuat kita lebih mudah menjaring turis China karena lebih langsung mengena ke sasaran,” ungkap Shana Fatina.
Sebetulnya tak hanya Labuan Bajo saja yang dikunjungi sembilan jurnalis China tersebut. Dari paparan Shana, Jakarta juga ikut menjadi sorotan publikasi. Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menjadi salah satu obyek wisata yang diminati lantaran mereka ingin mengetahui budaya Nusantara.
“Budaya Indonesia dianggap sangat menarik. Sangat beragam. Masing-masing daerah dinilai punya karakter sendiri. Punya kombinasi alam dan budaya tersendiri. Diversity itulah yang membuat jurnalis-jurnalis China terkesima. Karenanya tiap anjungan daerah dieksplorasi keunikannya,” terang Shana.
Setelah mengupas wisata Jakarta selama dua hari, para jurnalis China ini melanjutkan perjalanan menuju Labuan Bajo, salah satu kawasan yang sudah ditetapkan ke dalam 10 destinasi prioritas.
“Di Labuan Bajo, mereka diajak berwisata cruise dengan kapal Phinisi Sea Safari VII. Mereka sangat antusias menyaksikan secara langsung Komodo yang merupakan satu-satunya hewan prasejarah yang masih hidup hingga saat ini,” ujar Shana.
Selain itu, seluruh peserta juga berkesempatan melakukan wawancara dengan para jagawana (ranger). Dan saat malam hari, peserta bermalam di atas kapal yang sandar di sekitar Pulau Kalong.
“Seluruh peserta juga kami ajak mengunjungi Pulau Padar, Pulau Lasa serta Pink Beach untuk melakukan sejumlah kegiatan air seperti diving dan snorkeling sebelum harus mengakhiri perjalanan mereka di Denpasar. Hasil liputannya akan langsung dipublikasikan di China,” papar Shana. (kompas/bersambung)