LAMAHOLOT PROTES WASIT KE PANPEL SEPAK BOLA FLOBAMORA CUP 2015
FLOBAMORA CUP VII TAHUN 2015 Flobamora Dewata (Denpasar). KALI ini berita menarik datang dari Lamaholot FC. Sebuah surat protes dilayangkan ke Panpel Sepak Bola Flobamora Cup VII Tahun 2015. Surat tersebut merupakan buntut dari ketidakpuasan official tim sepak bola keturunan Flores Timur dan Lembata ini atas kepemimpinan wasit saat Lamaholot berlaga melawan Belu FC, Minggu (13/9), di Stadion Ngurah Rai Denpasar.
Isi surat protes, sebagaimana diterima salinannya oleh admin Flobamora Dewata, melukiskan, adanya insiden pemukulan yang menimpa salah satu pemain Lamaholot FC saat pertandingan sedang berjalan. Korban pemukulan merupakan pemain bernomor punggung 18 atas nama Lerry Sambera. Pemukulan dilakukan oleh pemain Belu FC bernomor punggung 19.
Menurut surat protes yang diteken Manajer Lamaholot FC, Achmad Peten Sili dan Sekretaris Matheus Luli Hada, itu, aksi pemukulan dilakukan saat pertandingan berlangsung. “Kedua pemain tidak sedang dalam posisi berebut bola, sehingga ini bersifat sengaja,” bunyi petikan salah satu substansi surat dimaksud. Poin kedua surat protes menyorot tindakan wasit yang hanya memberikan kartu kuning kepada pemain Belu FC tadi. “Mestinya pemain bersangkutan diganjar kartu merah oleh wasit,” tulisnya dalam surat tertanggal 16 September 2015 itu.
Respons inspektur pertandingan, menurut bunyi surat protes itu, seharusnya memanggil wasit, sekaligus memberikan teguran atau peringatan. “Anehnya, panitia pelaksana memberikan perintah agar pertandingan dihentikan. Menurut hemat kami itu bukan wewenang panpel,” tandas isi surat protes tersebut. Pihak Lamaholot juga telah memenuhi syarat serta mengikuti prosedur atau tata cara pengajuan protes yang diatur dalam peraturan pertandingan. Syarat protes diajukan secara resmi ke panpel disertai biaya administrasi Rp 1 juta.
Pihak Lamaholot berharap surat protes mereka mendapat tanggapan panpel pertandingan sepak bola. “Ini agar dalam pertandingan selanjutnya tidak terjadi lagi hal-hal seperti yang kami alami, demi tegaknya prinsip fairplay dalam pertandingan ini,” lanjutnya. Sejumlah kalangan pecinta sepak bola di lingkungan Flobamora Bali menyayangkan terjadinya insiden yang luput dari penglihatan wasit. Mereka berharap kejadian serupa tak lagi berulang di tengah turnamen bergengsi ini. Panpel, inspektur dan pengawas pertandingan diingatkan memaksimalkan tugas dan wewenangnya masing-masing dalam mengawal aturan resmi pertandingan yang telah disepakati bersama. Langkah prosedur protes yang diajukan Lamaholot juga dipandang upaya cerdas dan elegan.
Protes resmi yang dijaukan ke panpel dinilai sudah sesuai dengan peraturan pertandingan. Panpel diharapkan menindaklanjutinya surat protes tersebut ke meja dewan hakim yang dipimpin Fredy Billy. Model protes yang diajukan official Lamaholot tersebut juga diharapkan dapat dijadikan contoh bagi tim lain yang tidak puas dengan kepemimpinan wasit atau lainnya. FD Foto: Achmad Peten Sili