BUPATI DAN WABUP MANGGARAI MULAI BERKANTOR DI DESA

Bupati Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamelus Deno dan Wabup Viktor Madur mulai berkantor di desa. Program kerja berkantor di desa memang merupakan program paten Deno-Madur selama lima tahun dan secara resmi dimasukkan dalam RPJMD 2016-2021.

Keduanya memilih Desa Koak Satar Mese sebagai debut . Di desa yang berbatasan dengan kabupaten Manggarai itu, Deno-Madur mengutus empat kelompok kerja ke empat dusun yang ada tujuanya untuk menggali persoalan yang dihadapi masyarakat setempat, seperti Raskin, Kartu Indonesia Sehat,kartu Indonesia Pintar, BPJS serta bantuan-bantuan pemerintah lainya seperti rehabilitasi rumah dan tunjangan janda serta orang cacat.

“Saya dan Pak Viktor datang bersama seluruh pimpinan dan staf datang untuk kerja di desa Koak ini selama dua hari. Saya sudah menyiapkan menu kerja yang paten,” kata Deno saat meresmikan SMPN 14 Satar Mese, Selasa 14 Juni 2016.

Menariknya, formulasi kerja bahkan telah disiapkan oleh Deno-Madur, pertama membentuk kelompok kordinasi menurut jumlah dusun di desa yang dikunjungi. Selanjutnya seluruh pimpinan SKPD turun langsung ke bawah (turba) mendata dan mengkaji segala persoalan yang terjadi.

Deno dalam sambutanya menjelaskan bahwa program kerja berkantor di desa yang dicetusnya bersama Viktor Madur untuk menjawab Nawacita ke-3 Jokowi-JK yakni membangun dari pinggir serta mengetahui segala persoalan yang dihadapi warga desa.

“Banyak ketimpangan dan tumpang tindih bantuan, bantuan salah sasaran dan adalagi orang yang kondisinya sangat miskin tapi tidak satupun bantuan yang diterimanya, maka terjadilah kesenjangan. Ujung-ujungnya pemerintah tidak hadir di sana. Yang itu-itu semua harus didata,” ujar Deno.

“Hasil kajian dari desa akan dibahas di tingkat kabupaten untuk dicari solusinya sesuai aturan yang berlaku. Kami berdua dengan pak Viktor bertekat memakmurkan rakyat Manggarai. Jumlah KK miskin yang masih berada di angka 5000 an KK diupayakan setiap tahun bisa ditekan,” terang Deno dibalas aplaus ratusan tokoh adat dan pimpinan SKPD.

Setelah memberi sambutan empat kelompok kordinasi yang terdiri dari seluruh pimpinan SKPD mendatangi setiap dusun. Bupati Deno-Madur pun masuk dalam tim pengkaji. Malam harinya, hasil kajian dibahas di masing-masing kelompok kordinasi dan langsung ditarik resume.

Diterangkan bupati Deno, setiap bulan selama lima tahun ke depan akan ada 60 desa yang disambangi dengan jatah masing-masing dua hari visitasi. Dan untuk menjangkau seluruh desa, cara kerja yang sama didistribusikan kepada staf.

“Bukan hanya bupati dan wakil bupati yang berkantor di desa. Ke depan pimpinan dan staf juga akan berkantor di desa dengan pola kerja yang sama. Saya dan pak Viktor sedang ciptakan habitus kerja yang baru yang tepat sasaran,” ujar Kamelus Deno.

“Kerja itu jangan seperti ekor cicak yang terputus dari badanya. Bergerak tak tentu arah. Saya tidak mau staf saya kerja membabi buta, ketemu bupati hanya memberi hormat. Saya tidak mau itu. Mari kita kita kerja keras, fokus,tuntas dan terukur,” imbuh Bupati Deno.

Facebook Comments

Login

Welcome! Login in to your account

Remember me Lost your password?

Lost Password