PULUHAN GADIS ASAL SUMBA DIDUGA KORBAN HUMAN TRAFFICKING
Maria Beatris Inna (19) hanya bisa menangis saat tahu kalau dia bersama 28 perempuan lainnya akan diselundupkan ke luar negeri. Maria hanya bisa berserah pada Tuhan karena dia gagal bekerja.
“Ya Tuhan kenapa bisa begini. Hamba berserah kepada-Mu,” ujar Maria sembari mengusap air matanya, Jumat (27/5).
Saat itu dirinya mendapatkan tawaran kerja oleh seseorang untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Karena mendambakan sebuah pekerjaan, dia tak ragu menerima tawaran tersebut.
“Usai daftar kerja, kita juga harus tes kesehatan. Katanya kalau enggak sehat enggak bisa ikut kerja,” imbuhnya saat menunggu pemeriksaan di Mapolsek KP3 Bandara Ngurah Rai.
Saat berangkat pamit keluarga hingga sampai di Bali, dia tidak curiga sedikitpun kalau dia bersama puluhan perempuan lainnya diduga ditipu.
29 gadis asal Sumba ini baru curiga ada yang aneh saat berada di bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Saat itu pesawat yang akan membawanya Lion Air JT 307 tertunda keberangkatannya.
Rovina Lumbamaya (19) mengaku bingung dengan penundaan keberangkat ini. Tidak lama kemudian dia dapat kabar jika perusahaan penyalur kerja mereka tidak memiliki izin.
Saat ditanya nama perusahaan dan pendamping penyalur tenaga kerja yang membawanya, mereka mengaku tidak mengetahuinya. Mereka hanya tahu ada seorang bernama Pak Selfi yang menjadi pendamping pengantar kerja dari NTT ke Denpasar.
“Akhirnya kami diminta ikut dan datang ke sini (Mapolsek KP3). Kita ikuti saja petugas dan perwakilan warga Sumba di Bali,” jelasnya.?
Kapolsek KP3Ngurah Rai Kompol Krishna mengatakan, awalnya petugas mendapatkan informasi akan adanya dugaan human trafficking. Dia mendapat laporan ada puluhan wanita dikirim ke Jakarta dan hendak diselundupkan ke luar negeri. Guna memastikan kebenaran informasi tersebut.
Kapolsek mengirimkan dua petugas untuk mencegah penerbangan Lion Air JT 307 tujuan Denpasar-Jakarta. (Sumber: skh pos kupang)