MENGHARUKAN, SEBELUM KE NTT PRAJURIT ITU CIUM PERUT ISTRINYA YANG SEDANG HAMIL
Wajah Aprilia pagi itu terlihat bimbang. Ia terlihat bersandar di peti kemas yang ada di komplek pelabuhan Dwikora Pontianak.
Saat itu, ia ditemani sang adik. Sesekali telepon genggamnya berdering, terlihat sang suami berupaya menghubungi nya. Aprilia dengan sabar menunggu suaminya yang masih berada di atas kapal KRI Teluk Bone-511.
Sang suami, Prajurit Satu Heriantono saat itu sedang dalam persiapan keberangkatan bersama ratusan prajurit dari Yonif 641 Raider lainnya. Setengah jam kemudian, terlihat di kejauhan satu per satu prajurit itu turun dari kapal.
Mereka diberi kesempatan bertemu keluarga masing-masing sebelum diberangkatkan menuju tempat bertugas di wilayah perbatasan Indonesia – Timor Leste. Saat menghampiri sang istri, wajah Heriantono terlihat sedih bercampur gembira.
Sesekali tangan Heriantono terlihat mengelus perut istrinya. Tak kuasa menahan haru, ia kemudian mencium perut sang istri yang saat ini sedang hamil 8 bulan. Terdengar sayup suara bisikan terucap dari mulutnya ketika ia mencium perut istrinya itu.
“Pasrah, jadi istri tentara itu harus kuat,” kata Aprilia disela pertemuan dengan suaminya itu, Rabu (8/6/2016).
Meski saat itu ia sedang mengandung anak pertama mereka, sebagai istri seorang anggota TNI, ia sudah paham resiko ditinggal pergi demi menjalankan tugas negara.
“Belum ada persiapan apa-apa untuk proses kelahiran, nama untuk anak juga belum disiapkan, pasrah saja,” katanya.
Hari ini, Heriantono dan ratusan prajurit TNI dari Yonif 641 Raider, Kodam XII Tanjungpura akan diberangkatkan menuju Nusa Tenggara Timur. Mereka akan bertugas selama sembilan bulan untuk menjaga perbatasan di sana.
Selama di perbatasan, prajurit TNI ini akan ditempatkan di sepanjang wilayah timur yang memiliki 21 pos penjagaan. (kompas)