NAPAK TILAS JEJAK BUNG KARNO DI KOTA ENDE DIAKHIRI FILM ‘KETIKA BUNG DI ENDE’
FLOBAMORA DEWATA (ENDE). Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2016 di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, dipuncaki dengan upacara bendera di Lapangan Pancasila. Inspektur upacara Bupati Ende, Ir. Marselinus Y.W. Petu.
Upacara diikuti berbagai komponen masyarakat, juga dimeriahkan penampilan paduan suara SMAK St. Petrus dan Marching Band SMPN I Ende Selatan.
Sebagai kota yang pernah menjadi tempat pengasingan Bung Karno (1934-1938), sejak 2014 Kota Ende menggelar event khusus bertema nasionalisme, yaitu Parade Kebangsaan (31/5/2016).
Acara utama parade kebangsaan adalah napak tilas jejak keberadaan Bung Karno di Kota Ende. Napak Tilas menyusuri lokasi yang menjadi bukti sejarah pengasingan sang proklamtor.
Diawali dari Pelabuhan Ende yang dijejaki Bung Karno pertamakali di Pulau Flores, Selasa, 11 Januari 1934.
Kemudian menuju Pesanggrahan Markas Militer Belanda (sekarang Kantor Detasemen Polisi Militer 161 Ende). Di sini dulu tempat Bung Karno melapor diri saat tiba di Ende.
Dari lokasi ini napak tilas berlanjut ke situs rumah pengasingan Soekarno tempat tinggal Putra Sang Fajar selama empat tahun di Ende.
Napak tilas dilanjutkan dengan perjalanan menuju Gedung Imaculata. Di tempat ini, Bung Karno bersama Kelompok Tonil Kelimoetoe yang dibentuknya mementaskan 13 tonil hasil karyanya selama pengasingan, seperti Rahasia Kelimoetoe, Dokter Syaitan, Kut Kut Bi.
Peserta napak tilas kemudian bergerak ke Makam Ibu Amsi, ibu mertuanya yang meninggal di Ende. Selama di Ende dulu, Bung Karno tinggal bersama isterinya, Inggit Ganarsih, ibu Amsi (ibu mertuanya), dan Ratna Juami (anak angkatnya).
Napak tilas berakhir di Taman Bung Karno, tepatnya di lokasi Pohon Sukun. Di bawah Pohon Sukun itulah Bung Karno merenungkan nilai-nilai falsafah negara Pancasila.
Napak tilas dipungkasi Malam Renungan Pancasila yang berpusat di areal Pohon Sukun. Acara dimulai tepat pukul 00.00 Wita 1 Juni 2016. Menyongsong peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini juga digelar malam pementasan budaya dan pemutaran film dokumenter “Ketika Bung di Ende”. CHRISPIN MESIMA/FD