GAYA RILEKS MARCEL PAGA PIMPIN WUAMESU ENDE LIO BALI

FLOBAMORA DEWATA (DENPASAR). NAMA dan sosok Marcel Paga pasti familiar di lingkungan orang Bali keturunan NTT. Maklum dia salah satu ‘kepala suku’. Jabatannya ketua Ikatan Keluarga Besar (IKB) Wuamesu Ende Lio Bali. Marcel sudah tiga tahun duduk di kursi itu.

Marcel terpilih melalui Musyawarah Besar (Mubes) IKB Wuamesu Bali tahun 2015. Dia terpilih secara menjadi ketua umum masa bakti 2014-2016. Mubes merupakan forum musyawarah kekeluargaan tertinggi komunitas warga Bali asal Ende. Forum mubes digelar sekali dalam dua tahun.

Mubes diawali penetapan agenda dan tata tertib dipandu Valerian Libert Wangge . “Mekanisme pemilihan ketua umum baru memakai sistem perwakilan melalui Tim Perwakilan Mubes (TPM) berjumlah lima orang. Tim ini gabungan unsur penasehat, pengurus, unit-unit, serta pemuda dan mahasiswa,” ujar pengurus advokad muda yang kiprahnya lagi naik daun ini.

Saat itu, menurut Valerian, Agus Dei Segu, penasehat termuda, dan mantan ketua umum Wuamesu Bali 1997-2001 didaulat menjadi Ketua TPM. “Kami memimpin musyawarah untuk mendengarkan laporan pengurus, menjaring calon ketua umum baru, serta dimandatkan memilih dan menetapkan formatur tunggal/ketua umum,” tutur staf pengajar FKIP PGRI Denpasar ini.

Usai mendengar laporan pengurus lama, mubes dilanjutkan dengan penjaringan calon ketua umum. Muncul usulan nama kandidat, Peter Paka dan Marcel Paga. Namun, Peter Paka, mantan ketua umum Wuamesu Bali (2010 – 2012) menyatakan tidak bersedia demi kaderisasi. Peter Paka mendukung Marcel Paga menjadi ketua umum baru.
“Kini kita sudah punya calon ketua umum terbaik. Saya mendukung Pak Marcel,” ujarnya.

TPM akhirnya menetapkan Marcel Paga sebagai formatur tunggal/ketua umum Wuamesu Bali periode 2014-2016. “Saya berterima kasih atas kepercayaan ini. Saya mengajak seluruh warga Wuamesu Bali terus mempertahankan kebersamaan dalam spirit wuamesu iwa du’u,” Marcel Paga, putra pasangan Bapak Daniel Paga (alm) dan Mama Klara Nama, asal Serowaru Desa Liabeke, Lio Timur, ini.

Ketua Umum Wuamesu Bali periode 2012-2014, Yosep Yuvenal, dalam laporannya saat itu mengatakan, selama dua tahun ini, pengurus lebih banyak melaksanakan urusan kedukaan.

“Dalam periode ini, kita kehilangan sesepuh sekaligus pendiri, Bapak Petrus Bale, serta pengurus Ibu Fermina Manubelu, yang pergi mendahului kita untuk selamanya. Namun, di ujung kepengurusan ini, Sanggar Seni Wuamesu Bali dipercayakan Pemprov NTT menjadi Duta NTT dalam defile pembukaan Pesta Kesenian Bali dihadapan Presiden SBY,” jelas Yuvenal.

Sekelumit potret sosok Marcel Paga. Sejak bocah, dia tinggal di Kota Bajawa bersama abangnya, Mathias Wangge (alm). Ini dilaluinya hingga tamat SMA.

Saat di Bali, Marcel terjun di bisnis pariwisata. Adik kandung praktisi pariwisata dan mantan ketua umum Ikada Bali, John Raja, ini, mengaku, tak pernah bermimpi memimpin Wuamesu Bali.

“Saya memang suka organisasi. Organisasi kekeluargaan jika dikelola baik akan sangat berguna bagi anggotanya. Saya berharap Wuamesu Bali ke depan harus mampu mengayomi warganya. Ini bukan pekerjaan ringan, butuh turun tangan dari banyak orang,” harap mantan sekretaris umum Wuamesu Bali ini.

Marcel terbilang sosok pemimpin yang rileks menggawangi kepemimpinan Wuamesu Bali. Pria yang gemar mengenakan pet di kepala ini lebih gelar membaur dengan warganya. Kesan rileks memimpin organisasi ini membuat Marcel tampak lebih gayeng dan cair melakoni perannya itu. FARIS WANGGE

Facebook Comments

Login

Welcome! Login in to your account

Remember me Lost your password?

Lost Password